Malut, Investigasi.news – Himpunan Mahasiswa Jurusan (HIMAJU) Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Babussalam Sula Maluku Utara dalam menyambut Hari Sumpah Pemuda dengan melakukan agenda diskusi yang bersifat memberikan edukasi dan kesadaran terhadap kalangan anak muda dan aktivis.
Kegiatan diskusi digelar di halaman Istana Daerah (ISDA) Kabupaten Kepulauan Sula, juga dihadiri oleh beberapa organisasi internal kampus yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HIMAJU) Tarbiyah dan Syariah dan juga Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) STAI Babussalam Sula.
Dalam diskusi tersebut hadir beberapa narasumber dari kalangan mahasiswa dan juga komunitas Muda Menyatukan Arah Langkah (MANYALA). Narasumber yang pertama Prabowo Sibela (Wakil Presiden Mahasiswa STAI Babussalam Sula), Narasumber yang kedua Rio Darmawan Koordinator Manyala Maluku Utara.
Prabowo Sibela dalam paparan materinya mengajak kepada semua mahasiswa dalam menyambut pesta demokrasi seperti saat ini anak muda harus lebih mengenal identitas seorang mahasiswa dan kembali membuka lembaran sejarah pergerakan yang dilakukan oleh pemuda-pemuda yang telah memperjuangkan serta rela mengorbankan waktu, tenaga dan finansial demi membebaskan bangsa Indonesia dari penindasan kolonial maupun penghianat bangsa yang berasal dari pribumi itu sendiri sebelum Indonesia merdeka.
Jika kita membandingkan aktivis dan pemuda jaman dulu dan sekarang, maka kita akan menemukan sebuah perbedaan yang sangat jauh sebab perjuangan yang dilahirkan dari mereka murni, hal tersebut beda dengan yang ada saat ini. Dimana saat ini pemuda lebih memilih nyaman dipangkuan penguasa dan lebih mementingkan kepentingan pribadi dan kelompok.
Kebebasan individu itu hanyalah dalih untuk tidak terlibat dalam perjuangan kemanusiaan yang lebih besar. Kebebasan yang sejati adalah kebebasan yang diperjuangkan bersama-sama secara kolektif. Bukan kebebasan untuk mengasingkan diri dalam kontemplasi yang individualis, tapi kebebasan untuk melawan ketidakadilan, untuk menghancurkan sistem kapitalis yang memiskinkan banyak orang.
Prabowo Sibela menambahkan anak muda harus “nakal” dalam memberikan kritik terhadap penguasa yang dengan leluasa menggunakan tampuk kekuasaannya untuk kepentingan pribadi, kelompok Dengan menghalalkan segala cara demi melanggengkan kekuasaannya. Dalam situasi semacam ini, pemuda, pelajar dan Mahasiswa mestinya menjadi peran kunci sebagai instrumen dalam sistem keterwakilan untuk mengakomodir kepentingan masyarakat
Representasi politik generasi muda sangat penting dalam penentuan sebuah
kebijakan yang lebih terbarukan dan mengakomodasi kepentingan generasi
muda. Tingginya tingkat partisipasi pemilih muda yang berkisar 60% pada pemilu 2024 dan proporsi jumlah penduduk yang lebih dominan menjadi sebuah keharusan
lagi dalam menciptakan representasi yang ideal bagi anak muda
Pencintraan seperti kampanye, dan poster-poster najis dibalut dengan narasi basi, menjadi tema besar partai politik, yang seolah-olah kehadiran meraka di panggung politik dapat menjawab solusi kesenjangan sosial ditengah-tengah masifnya industri ekstraktif, dan masaalah sosial yang lain.
Sejatinya pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah merupakan sirkulasi dalam tubuh kekuasaan yang juga bagian dari demokrasi, namun prakteknya lebih menguntungkan kelompok-kelompok tertentu, alih-alih sebagai sirkulasi dalam tubuh kekuasaaan, pemilihan umum malah dijadikan instrumen kepentingan oligarki dan juga pertarungan modal yang tidak berpihak pada kelas akar rumput.
Seiring dengan bergantinya sebuah era dan semakin derasnya arus disrupsi yang melanda tentunya regenerasi menjadi hal yang sangat
krusial. Representasi generasi muda sangat penting dalam penentuan sebuah
kebijakan yang lebih terbaharukan dan mengakomodasi kepentingan generasi
muda. Agent of change bukan hanya menjadi sebuah identitas tanpa arti melainkan
sebuah kenyataan dan keharusan yang tersematkan dalam generasi muda yang juga
menjadi pembaharu bangsa.
Terpisah dari itu Rio Darmawan selaku Koordinator Manyala Maluku Utara juga mengajak kepada seluruh mahasiswa untuk banyak melakukan gerakan sosial yang bersentuhan lansung dengan masyarakat sehingga melalui kegiatan tersebut pemuda akan mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah daerah setempat maupun pemerintah pusat dalam hal pemberdayaan pemuda.
Ia juga menambahkan pemuda harus memiliki keberanian dalam mengkritisi setiap kebijakan pemerintah dengan menghidupkan literasi dan ruang-ruang ilmiah.
Pemuda (Mahasiswa, pelajar) harus tetap berada pada identitas nya dalam menyikapi setiap problem yang ada, dan jangan mau dijadikan sebagai alat penguasa untuk melanggengkan tampuk kekuasaannya saja. RL