Bengkulu, investigasi.news – Cuaca ekstrem yang melanda dalam beberapa minggu terakhir telah menyebabkan kerusakan parah pada tenda-tenda pedagang di Pantai Zakat. Salah satunya adalah Zakia, seorang pedagang yang telah beroperasi selama 20 tahun di lokasi tersebut, yang mengalami kerugian sekitar Rp 1 juta akibat hantaman ombak tinggi.
Bencana alam yang dipicu oleh ombak ganas dan angin kencang baru-baru ini membuat kehidupan para pedagang di Pantai Zakat terancam. Zakia mengungkapkan, tenda yang ia gunakan untuk berjualan hancur akibat serangan ombak berkekuatan besar, mengakibatkan kerugian signifikan.
“Kami sangat terkejut dengan kejadian ini. Tenda-tenda kami rusak, dan sebagian besar barang dagangan tidak bisa digunakan lagi,” ungkap Zakia.
Di Pantai Zakat terlihat banyak pedagang tengah sibuk membersihkan puing-puing dan merapikan barang-barang yang masih bisa diselamatkan. Meskipun kerugian yang mereka alami tergolong besar, mereka berusaha dengan gigih untuk memperbaiki apa yang masih dapat diperbaiki.
Beberapa pedagang mengaku telah melakukan upaya maksimal untuk melindungi barang-barang mereka, namun kekuatan ombak yang luar biasa membuat usaha tersebut sia-sia.
Zakia berharap pemerintah kota dapat memberikan perhatian lebih kepada para pedagang yang menjadi korban musibah ini.
“Kami sangat berharap pemerintah kota bisa memberikan bantuan kepada kami yang terdampak bencana. Tenda dan barang dagangan kami hancur, dan kami tidak tahu harus bagaimana untuk memulai lagi,” harapnya.
Akibat cuaca ekstrem yang berkepanjangan, jumlah pengunjung ke Pantai Zakat turut menurun drastis. Dalam beberapa minggu terakhir, cuaca buruk telah menghalangi banyak wisatawan untuk datang, memperburuk situasi para pedagang yang bergantung pada kunjungan pengunjung pantai.
Kondisi ini sangat memprihatinkan, mengingat Pantai Zakat merupakan salah satu destinasi wisata favorit baik bagi warga lokal maupun wisatawan dari luar kota. Para pedagang berharap ada perhatian dan bantuan dari pihak berwenang untuk membantu mereka pulih dari musibah ini. (Intan)
