Bengkulu, investigasi.news – Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu kembali menunjukkan komitmennya untuk menurunkan angka stunting secara signifikan. Dengan capaian sebelumnya, yaitu penurunan prevalensi stunting dari 12,9 persen pada 2022 menjadi 6,7 persen pada 2023, Pemkot optimis mampu menekan angka tersebut hingga mencapai 5 persen pada 2025.
Optimisme ini lahir dari upaya terpadu yang melibatkan berbagai pihak dan dukungan penuh para stakeholder melalui program-program strategis. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Bengkulu, Dewi Dharma, menegaskan bahwa perjuangan ini bukan sekadar soal angka.
“Hal ini bukan hanya capaian angka, tetapi bagian dari komitmen kita semua untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya anak-anak sebagai generasi penerus bangsa dan menyambut Indonesia Emas 2045,” kata Dewi, Senin (06/01/2025).
Menurut Dewi, keberhasilan ini merupakan hasil dari langkah konsisten dan terintegrasi. Pendekatan konvergensi, yaitu intervensi yang melibatkan berbagai pihak secara terkoordinir, menjadi kunci utama. Edukasi kepada kelompok keluarga berisiko, mulai dari calon pengantin hingga ibu pasca melahirkan, menjadi prioritas.
Langkah pencegahan juga dimulai sejak dini melalui intervensi sensitif dan spesifik, seperti memperbaiki kebersihan tempat tinggal hingga menangani masalah gizi. Penyampaian informasi dilakukan secara masif melalui komunikasi, edukasi, dan informasi (KEI), yang bertujuan membangun kesadaran masyarakat.
Selain itu, berbagai program seperti penyuluhan kesehatan, pemberian asupan gizi tambahan, dan kolaborasi dengan mitra strategis termasuk perguruan tinggi, media, swasta, Baznas, hingga masyarakat turut berperan besar dalam mempercepat penurunan angka stunting.
“Kita menargetkan angka stunting dapat kembali turun menjadi 5%, dengan harapan besar untuk mencapai Zero Stunting,” demikiannya. (Annisa)
