Malut, bengkulu.investigasi.news- Tragis benar apa yang dialami Bambang Kailul, warga desa Nahi-Kec. Sulabesi Barat, yang bekerja sebagai rekanan Pemerintah desa sebagai penjaga saluran air bersih ke warga (maintenance).
Bambang dilaporkan kades Nahi Fahri Bilmona lantaran meminta uang lem pipa yang harganya sekitar Rp 10 ribuan.
Kejadian ini bermula ketika Bambang berkali-kali meminta anggaran untuk melakukan perbaikan terhadap pipa yang bocor dan patah, namun terus diabaikan oleh kades Fahri.
“Ulang-ulang kali saya meminta uang untuk perbaikan pipa, namun selalu diabaikan, sementara kalo ada komplain dari warga jika air tidak tersalur saya yang menjadi sasaran”, ujar Bambang memulai ceritanya (26/9).
Dirinya menceritakan, bahwa pernah jam 11 malam sampai harus naik ke pipa induk karena ada aduan dari warga jika air tidak tersalur.
“Kadang saya akali pipa yang bocor dengan mengikat pakai karet Ban, tapi memang biaya perawatan itu harusnya disediakan”, masih kata Bambang.
Sampai pada puncak kekesalan Bambang, karena selama dua tahun dia tidak meminta biaya perawatan, tapi ini hanya lem seharga 5-10 ribu saja tidak bisa disediakan.
Mungkin karena penyampaian Bambang yang diluar kontrol, sehingga kades Fahri merasa dicemarkan namanya dan melaporkan Bambang ke SPKT Polres Sula.
Terakhir Bambang menyampaikan jika dirinya sudah dimintai keterangan pihak kepolisian polres Sula sebagai saksi terlapor/teradu, atas perkara yang dilaporkan kades Fahri Bilmona.
Menanggapi hal ini Ardi Umafagur Ketua Pemuda desa Nahi, mengaku kecewa dan agak kesal dengan kades Fahri yang menurutnya arogan dan mencoba memimpin desa dengan tangan besi.
“Pemimpin satu kong bergerak lapor polisi, padahal masalah sepele sekali dan bisa diselesaikan ditingkat desa”, pungkas Ardi dengan logat Sanana.
Ardi menambahkan, sebelumnya pada masa kades Arham Buamona, dirinya bersama Fahri pernah melaporkan dugaan korupsi kades Arham dan saat itu sebagai masyarakat desa Nahi kita sepakat, bahwa siapapun kadesnya nanti jika terindikasi melakukan penyelewengan dana desa, itu wajib dilawan.
”Tapi yang terjadi sekarang, setiap warga masyarakat yang buka suara, selalu diancam dengan melaporkan ke kantor polisi”, kata ketua pemuda Ardi kesal.
Fahri Bilmona kades Nahi sempat dihubungi media ini, namun meski WA awak media kami tersampaikan ke ponsel pribadinya, Fahri tidak merespon sampai berita ini ditayangkan. Rahman







