Danau Dendam Tak Sudah Viral, Diduga Tercoreng oleh Oknum Penjual dengan Harga Tak Wajar

More articles

Bengkulu, investigasi.news – Seminggu belakangan, wisata Danau Dendam Tak Sudah Kota Bengkulu sempat viral di media sosial dengan berbagai kritikan. Banyak masyarakat menilai daya tarik Danau Dendam Tak Sudah meredup akibat adanya sejumlah praktik yang dianggap merugikan wisatawan, seperti penerapan tarif ganda dan harga makanan serta minuman yang dinilai terlalu mahal.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Bengkulu, Amrullah, menjelaskan bahwa pengelolaan Danau Dendam Tak Sudah saat ini berada di bawah tanggung jawab Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu. Namun, pihaknya tetap berperan dalam mendukung pengelolaan kawasan tersebut.

“Terkait pengelolaan Danau Dendam, itu merupakan tanggung jawab Dinas Pariwisata Provinsi. Meski demikian, kami dari Dispar Kota Bengkulu tetap ikut andil dalam pengelolaan dan pengembangan,” ujar Amrullah.

Baca Juga :  Kabar Baik, Biaya Haji 2025 Lebih Murah Dibanding Tahun Lalu

Mengenai keluhan harga yang dinilai terlalu mahal, Amrullah mengakui bahwa hingga kini belum ada regulasi untuk menetapkan standar harga di kawasan tersebut.

“Kami memahami keluhan masyarakat. Namun, pedagang di sana juga berusaha memenuhi kebutuhan mereka, dan belum ada aturan yang mengatur standar harga,” katanya.

Ia menambahkan, kenaikan harga biasanya terjadi pada hari-hari libur besar ketika permintaan meningkat sementara stok terbatas.

“Fenomena ini lazim terjadi, bukan hanya di Bengkulu, tetapi juga di tempat wisata lain,” jelasnya.

Disamping itu salah satu pedagang yang telah 15 tahun berjualan di kawasan Danau Dendam, Kurnia (51), mengaku merasakan dampak langsung wisatawan menjadi sepi karena viralnya video yang mengkritik harga jual di sana. Ia menyayangkan tuduhan tersebut, karena menurutnya harga di warung miliknya masih dalam batas wajar.

Baca Juga :  Dani-Sukatno Tunjukkan Sikap Legowo, Doakan Paslon Terpilih untuk Lanjutkan Pembangunan Bengkulu

“Harga di warung saya normal, kelapa muda Rp 15 ribu, air mineral Rp 5 ribu, Pop Mie Rp 10 ribu. Sudah 15 tahun saya berjualan di sini, tidak pernah menaikkan harga terlalu tinggi,” ujar Kurnia.

Kurnia menduga ada oknum-oknum tertentu yang sengaja memanfaatkan situasi atau menyebarkan informasi negatif yang berdampak buruk pada citra Danau Dendam Tak Sudah.

“Sejak video itu viral, pengunjung sangat sepi. Kami semua pedagang di sini ikut terdampak,” keluhnya.

Ia berharap masyarakat dapat lebih bijak dalam menerima informasi yang beredar dan tidak langsung percaya pada kabar yang belum tentu benar.

“Saya lihat komentar-komentar di media sosial, sedih sekali. Padahal sebelumnya, tempat ini selalu ramai pengunjung,” ucap Kurnia.

Baca Juga :  Dishub Bengkulu Akan Pasang Rarusan PJU Baru pada Tahun 2025

Eni (26), salah satu pengunjung, membenarkan bahwa harga di warung Kurnia masih tergolong wajar.

“Tadi saya beli di sana, harganya normal-normal saja. Kebetulan ini pertama kali saya ke sini sebelum pulang ke Kepahiang,” ungkap Eni.

Dengan berbagai pihak berharap pada pemulihan citra Danau Dendam Tak Sudah, diperlukan kerja sama antara pemerintah, pedagang, dan masyarakat untuk menjaga kepercayaan wisatawan.

Penulis : Intan Putri Aqilah

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest