Bengkulu, investigasi.news – Salah satu Program Strategis Nasional (PSN) yang menjadi prioritas pembangunan di Bengkulu, yaitu Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) regional Kota Bengkulu, Bengkulu Tengah, dan Seluma (Kobema), kini memasuki tahap penting dalam penyelesaiannya, yakni komisioning.
Komisioning adalah tahapan krusial untuk memastikan setiap komponen infrastruktur bekerja sesuai fungsinya. Tahap ini melibatkan pengujian dari perencanaan hingga instalasi untuk memastikan kelayakan dan keamanan operasional.
“Untuk pengerjaan SPAM Kobema sudah selesai. Saat ini tinggal komisioning, karena ini proyek keroyokan,” kata Kepala Dinas PUPR Provinsi Bengkulu, Tejo Suroso, Sabtu (11/01/2025).
Tejo menjelaskan, tahapan komisioning dimulai dari Balai Sungai VIII yang akan melakukan pengujian awal terhadap aliran air dari buangan Sungai Musi hingga infrastruktur yang dikelola Balai Cipta Karya.
“Yang dikerjakan Balai Sungai VIII itu sekitar 70 meter elevasinya. Jadi itu masih sistem gravitasi, tanpa bantuan mesin pompa,” ujarnya.
Lebih lanjut, Tejo menyebutkan, jika pengujian tahap awal tidak menemukan hambatan atau kebocoran, Balai Cipta Karya akan melanjutkan komisioning pada infrastruktur yang terhubung dari Bengkulu Tengah (Benteng) ke Kota Bengkulu, Seluma, dan wilayah Benteng sendiri.
“Setelah melakukan komisioning dan lancar tidak ada kebocoran, baru lanjut komisioning yang dikerjakan provinsi. Sistemnya sama, karena tidak ada pakai mesin jadi tekanan air dari awal sampai akhir sesuai perencanaan enggak,” terang Tejo.
Tahap akhir dari proses ini melibatkan pengujian oleh kabupaten/kota untuk memastikan air sampai ke masyarakat. Setelah seluruh tahapan selesai, dilakukan serah terima bertahap dari Balai Sungai VIII ke Balai Cipta Karya, lalu ke Pemprov Bengkulu.
Dalam proyek ini, sistem gravitasi menjadi andalan utama karena elevasi total dari buangan Sungai Musi hingga Seluma tidak memerlukan pompa tambahan.
“Seluruhnya masih pakai sistem gravitasi. Dan semua itu kita minta uji coba, setelah itu dilalui baru ada serah terima,” imbuh Tejo.
Meski mayoritas pekerjaan SPAM Kobema telah rampung, beberapa pekerjaan masih menjadi tanggung jawab masing-masing pihak. Di tingkat provinsi, pembangunan rumah intake yang melindungi mesin distribusi air ke PDAM masih dalam proses dengan anggaran Rp3 miliar.
“Pekerjaan yang belum selesai tanggung jawab provinsi itu pembangunan rumah intake dengan nilai pengerjaan Rp3 miliar,” sebut Tejo.
Untuk pemerintah kabupaten/kota, mereka masih memiliki waktu tiga tahun lagi untuk menyelesaikan komitmen sesuai perjanjian kerjasama.
“Target di tahun kelima sudah terbagi semuanya dan bisa dilaksanakan. Saat ini kan baru tahun kedua,” tutupnya. (Annisa)