Bengkulu, investigasi.news – Stabilitas harga pangan menjadi perhatian utama pemerintah daerah di Bengkulu menjelang Ramadan dan Idul Fitri 1446 H/2025 M. Pemerintah kabupaten/kota diminta untuk mengoptimalkan langkah-langkah pengendalian harga agar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pangan tanpa terbebani lonjakan harga, sekaligus memastikan kesejahteraan petani tetap terjaga.
Asisten II Setda Provinsi Bengkulu, RA. Denni, menyebutkan bahwa inflasi maupun deflasi yang tidak terkendali dapat merugikan berbagai pihak.
“Kalau inflasi harga terus naik, sedangkan deflasi harga turun terus semua. Kalau deflasi terus kita kasihan sama pihak produksi, yakni para petani kita,” ucap RA. Denni, Jumat, (21/03/2025).
Dikatakannya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu bersama gubernur telah menggelar High Level Meeting (HLM) dengan para bupati dan walikota. Pertemuan ini membahas strategi pengendalian harga pangan serta mencegah inflasi yang berlebihan di wilayah Bengkulu.
“Mudah-mudahan sinergi ini membuat Bengkulu lebih aman dan nyaman, artinya standar harga kita tidak inflasi dan juga tidak terus deflasi,” tambahnya.
Lebih lanjut, RA. Denni mengatakan, pentingnya peran kepala daerah dalam mengoptimalkan pengawasan harga pangan di masing-masing wilayah. Ia meminta agar Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) lebih aktif dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
“Kita mengharapkan betul kepala daerah melalui TPID agar Tusin (Tugas dan Fungsi)-nya lebih dioptimalkan lagi,” ujarnya.
Di sisi lain, ia memastikan bahwa produksi pangan di Bengkulu masih dalam kondisi yang cukup baik, meskipun curah hujan tinggi berdampak pada sedikit penurunan hasil panen.
“Produksi petani kita masih bagus. Walaupun kondisi sekarang dengan curah hujan tinggi memang sedikit terpengaruh dan produksi kita sedikit agak menurun, tapi ini masih stabil,” pungkasnya. (Ann)
