Bengkulu, investigasi.news – Perubahan cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini meningkatkan kekhawatiran terhadap penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Bengkulu. Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap kemungkinan peningkatan kasus DBD.
Kepala Dinkes Provinsi Bengkulu, Moh. Redhwan Arif, mengatakan bahwa tren peningkatan kasus DBD mulai terlihat di beberapa wilayah.
“Untuk DBD ada kecenderungan meningkat. Jadi kita mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dan waspada,” ucap Redhwan, Jumat (07/03/2025).
Redhwan menjelaskan, peningkatan kasus tidak hanya terjadi di Kota Bengkulu, tetapi juga merata di berbagai kabupaten.
“Bukan di Kota Bengkulu saja, tapi hampir merata di seluruh Provinsi Bengkulu. Walaupun belum ada lonjakan, tapi menunjukkan adanya peningkatan,” tambahnya.
Di awal tahun 2025, beberapa daerah di Bengkulu telah melaporkan kasus DBD. Rejang Lebong mencatatkan 25 kasus, Bengkulu Selatan 10 kasus, dan beberapa daerah lainnya juga mengalami peningkatan serupa.
“Ada potensi-potensinya meningkat seiring perubahan cuaca ini,” ujar Redhwan.
Sebagai langkah pencegahan, masyarakat diminta untuk lebih aktif dalam pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) serta menerapkan pola hidup sehat dengan menjaga kebersihan lingkungan. Langkah 3M—menguras, menutup, dan mendaur ulang barang-barang yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk—menjadi kunci utama dalam mengurangi risiko penyebaran DBD.
“Marilah kita tetap melaksanakan PSN atau Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan menerapkan 3M plus tersebut,” imbaunya.
Selain itu, Redhwan juga mengajak seluruh pihak, termasuk unsur pemerintah daerah dan stakeholder terkait, untuk bersama-sama mengoptimalkan upaya pencegahan di berbagai lingkungan.
“Kita berharap kepada seluruh unsur untuk bersama-sama melaksanakan PSN baik di kantor, rumah maupun lokasi-lokasi lainnya yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak sarang nyamuk,” tegasnya.
Sebagai informasi, berdasarkan data Dinkes Provinsi Bengkulu, sepanjang tahun 2024, tercatat 15 orang meninggal akibat DBD. Kota Bengkulu mencatatkan 5 kasus kematian, disusul Kabupaten Kepahiang (3 kasus), Rejang Lebong (2 kasus), Lebong (2 kasus), serta masing-masing 1 kasus di Bengkulu Utara, Mukomuko, dan Seluma.
Gejala umum DBD meliputi demam tinggi, sakit kepala, dan nyeri otot. Jika tidak segera ditangani, penyakit ini dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, masyarakat yang mengalami gejala seperti demam dan munculnya bintik merah di kulit disarankan segera mendatangi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis secepatnya. (Ann)