Gelar Audiensi, Pemprov Bengkulu Akan Cek Langsung Dampak SUTT PLTU Teluk Sepang

More articles

Bengkulu – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu menggelar audiensi bersama masyarakat Desa Padang Kuas, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma terkait jaringan transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) PLTU Teluk Sepang, pada Jumat, 27 Desember 2024, di Ruang Rapat Miner’s 99 Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu, sebagai tindak lanjut dari surat pengaduan masyarakat tertanggal 29 November 2024 dan aksi demonstrasi pada 23 Desember 2024.

Audiensi ini menjadi wadah mediasi antara masyarakat Desa Padang Kuas dan pihak PT. Tenaga Listrik Bengkulu (TLB), perusahaan yang bertanggung jawab atas SUTT yang melintasi sembilan desa, mulai dari Kelurahan Teluk Sepang hingga Desa Air Sebakul.

Kepala Dinas ESDM Provinsi Bengkulu, Donni Swabuana, menjelaskan langkah yang akan diambil adalah inspeksi langsung ke lapangan untuk memastikan kebenaran laporan masyarakat.

Baca Juga :  Memasuki Nataru, Harga Bahan Pokok di Pasar Minggu Kota Bengkulu Alami Kenaikan

“Hari ini kita menggelar pertemuan mediasi memfasilitasi masyarakat dengan pihak terkait. Sehingga kita harapkan akan ada solusi secepatnya antara masyarakat dan pihak PT. TLB,” kata Donni.

Dalam inspeksi yang direncanakan melibatkan Pemprov, PT. TLB, dan pihak independen, Doni menyebutkan, fokus utama adalah mengevaluasi dampak jaringan SUTT terhadap masyarakat, baik secara fisik maupun psikis.

“Nanti akan disusun waktu yang pas antara masyarakat, PT, dan pihak-pihak independen, termasuk dari kami dinas ESDM, untuk melakukan crosscheck kebenaran laporan masyarakat ini ke lapangan langsung,” tambahnya.

Menurut Donni, langkah ini bertujuan untuk menghindari konflik dan memastikan tidak ada pihak yang merasa dirugikan atau diuntungkan secara sepihak.

Baca Juga :  Derta Rohidin Raih Apresiasi Bunda PAUD Nasional Kategori Wiyata Dharma Pratama dari Kemendibudristek RI

“Jadi tidak ada yang merasa mereka paling benar dan tidak ada satu pihak yang disalahkan,” lanjutnya.

Sementara itu, perwakilan masyarakat Desa Padang Kuas, Fesi Nopriani (40), menyampaikan keprihatinan mendalam tentang dampak keberadaan SUTT pada keseharian warga. Selain kerugian material akibat kerusakan alat elektronik, ada dampak psikis yang dirasakan, terutama saat hujan dan petir.

“Ini memberikan dampak mental terhadap anak-anak dan diri kami sendiri selaku ibu-ibu rumah tangga. Bilamana sudah terjadi hujan, kami merasa takut dan sudah pasti mencari anak-anak kami untuk memastikan mereka ada di dalam rumah,” ungkap Fesi.

Lebih jauh, Fesi mengungkapkan bahwa meski sudah melaporkan kerusakan akibat SUTT ke PT. TLB, belum ada tindakan konkret yang dilakukan pihak perusahaan.

Baca Juga :  Sedekah 2 Ribu Pemkot Terbang ke Turki, Helmi : Ayo Bantu Saudara Kita

“Kalau kami tanya tadi sama pihak TLB-nya, mereka mengatakan bahwa surat itu tidak pernah sampai kepada mereka. Padahal surat itu langsung kami hantarkan ke PT. TLB Teluk Sepang,” keluhnya.

Masyarakat berharap agar Pemprov Bengkulu dan PT. TLB segera menemukan solusi atas masalah ini, termasuk kemungkinan pemindahan dua titik tiang SUTT yang dianggap mengancam keselamatan warga. Mereka juga mengkhawatirkan efek medan magnet dan medan listrik yang mungkin membahayakan kesehatan.

“Kami selama 4 sampai 5 tahun terakhir ini dihantui rasa takut dengan adanya petir ketika hujan. Terlebih lagi, jika memang benar ada efek dari medan magnet hingga efek medan listrik, kami sangat khawatir akan hal ini,” tutup Fesi.

Penulis : Annisa Putri Khafifa

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest