Oleh : Ronaldus Heldaganas
Mula-mula di gedung berlantai
Merajut kalbu satu haluan
Setiap hari berseru dalam sendu
Itu sungguh menggebu
Jejak berpijak pada kenang-kenangan
Pertama nama kutanya
Sambil kupegang tangan sang dara
Lembut nian kalahkan sutra
Perlahan kulepas dalam senyuman
Palang kasta turut mengasah
Setiap waktu kita menderu
Jalanpun tak luput dari jejak abdi
Perlahan asmara menggelora
Dalam pendam dada membara
Sudah lama sekali
Bahkan berkali-kali
Aku meminta
Sedikit rasa
Sang dara
Lama-lama sang rasa menggema
Heningkan kata dalam bahasa
Diam tak nampak suara
Rasa mati dalam hasrat sang dara
Warita abdi telah rasan
Ditelan oleh kesan
Lenyap dalam bayangan
Tenggelam dalam harapan
Dara dibilik senja
Kau meruap bersahaja.







