Malut, Investigasi.news – Mohtar Umasugi, S.Ag,. M.Pd.I salah satu akademisi kampus Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Babussalam Sula menyesalkan adanya insiden penyematan Pin saat kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) Camat dan Kepala Desa (Kades) se-Kepulauan Sula.
Pria yang gemar menggelar kegiatan dialog dan berdiskusi ini setidaknya merinci ada 3 masalah yang kemudian membawa kerugian bagi masyarakat serta daerah Kepulauan Sula.
”Yang pertama adalah menyangkut berita penyematan Pin Purna Praja kepada Kades dan Camat Sula peserta Bimtek yang viral, kemudian ada penyampaian keberatan dan permohonan klarifikasi dari alumni IPDN kepada rektor, buat saya ini merupakan kesan minor atas SDM di Kabupaten Kepulauan Sula, dan bagi saya ini pembohongan publik”, ucap akademisi Mohtar (1/12).
Kemudian yang kedua, terkait klarifikasi yang disampaikan pihak IPDN, itu kontradiksi dengan kenyataan yang ada, bahwa penyematan Pin alumni Bimtek tapi yang dikenakan oleh beberapa kepala desa yang di posting pada akun FB adalah Pin Purna Praja, lanjut Mohtar yang tercatat selain menjadi akademisi juga akrab pada podcast Medium Gagasan Gravity.
“Selanjutnya atau yang ke-3, terkait video joget yang tengah beredar, yang menghadirkan artis pada penutupan kegiatan, itu menjadi tontonan yang tidak etis bagi pemimpin di tingkat desa dan kecamatan”, sambung Mohtar.
Lebih baik video tersebut tidak usah beredar, ketimbang masyarakat harus menonton sebuah tontonan hedonis menyangkut pemimpin mereka yang berpesta ria menghamburkan uang di kota, sementara kehidupan ekonomi masyarakat belum berimbang antara pendapatan dan pengeluaran, ini jelas menjadi potret kesedihan bagi kita semua, lanjut Mohtar.
Terakhir dirinya meminta, agar para pemangku kebijakan di Sula, baik itu tingkat pada tingkat desa, camat sampai kabupaten agar dapat merasakan denyut nadi dan detak jantung masyarakat, sehingga bisa menjadi barometer dalam memutuskan suatu kebijakan.
( RL )