Malut, Investigasi.news – Seorang akademisi asal Kepulauan Sula yang saat ini sedang konsentrasi pada program Doktor Teknik Industri Pertanian-IPB di Bogor menilai jika pemberhentian tenaga honorer yang menimpa Rosna Sapsuha, S.Pd sangat tidak mendasar, guru honorer yang mengajar di SDN 1 Buya-Kec. Mangoli Selatan infonya diberhentikan secara lisan oleh Kepala Sekolah dengan dasar yang tidak jelas.
“Guru honorer ini diberhentikan secara lisan oleh Kepsek SDN 1 Buya, dasar pemberhentiannya juga tidak mendasar”, ucap Mustamin Anwar Masuku.
Pria yang tercatat sebagai Dosen Fakultas Pertanian di Unkhair-Ternate ini mengaku prihatin lantaran Ibu Guru Rosna Sapsuha diberhentikan karena orang tuanya terlibat politik praktis dengan ikut kegiatan politik dengan salah satu kandidat pasangan calon (Paslon) Pilkada 2024 di Kab. Kepulauan Sula.
”Yang berpolitik itu orang tuanya, bukan yang bersangkutan di Guru Honorer ini, tapi kenapa dikaitkan dengan Ibu Guru Rosna”, tambah akademisi Anwar.
Ini menjadi kabar buruk bagi dunia pendidikan di Kab. Kepulauan Sula, karena Guru adalah ujung tombak penggerak pendidikan di Sekolah, apa lagi pemberhentian ini secara lisan, tambah Anwar.
“SDN 1 Buya termasuk daerah terpencil sehingga tenaga guru sangat dibutuhkan bukan malah sebaliknya di berhentikan”, sesalnya.
Terakhir Anwar berharap, bahwa sebagai orang yang lahir di Desa Buya dan menamatkan pendidikan Sekolah Dasar tersebut (SDN 1-Buya) saya sangat menyesalkan adanya kejadian ini. Kepada para tim sukses pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati diharapkan agar dewasa dalam berpolitik. Jangan mencampuri urusan yang anda sendiri tidak bisa menggantikan dengan diri anda sendiri. Jika guru tersebut diberhentikan atas desakan anda, apakah anda sendiri bisa secara langsung menggantikannya sebagai guru di sekolah tersebut?
Idealnya Politik itu mencerdaskan anak bangsa, anak negeri, anak daerah, anak kampung. Bukan justru menjadi penghalang bagi kemajuan pendidikan di suatu daerah terutama di Kepulauan Sula. Lihatlah program masing-masing kandidat di bidang pendidikan dan di bidang-bidang lainnya. Lalu berkampanye secara bijak, bukan kemudian berpolitik seperti kacamata kuda. Harapan saya lagi, semoga yang bersangkutan masih tetap bisa melanjutkan tugasnya sebagai guru di SDN 1-Buya, tutup Mustamin Anwar Masuku.
Sementara itu sampai berita ini ditayangkan, awak media kami masih coba mengkonfirmasi Sarfudin Umamit Kepsek SDN 1-Buya menyangkut dugaan pemberhentian secara lisan kepada guru honorer Rosna Sapsuha.
(RL)