Pendangkalan Alur Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu Terus Mengkhawatirkan, Pengerukan Masih Tertunda

More articles

Bengkulu, investigasi.news – Kondisi alur pelayaran di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, semakin mengkhawatirkan. Pendangkalan yang terus terjadi tidak segera diatasi, meskipun rencana pengerukan alur telah dibahas dalam beberapa bulan terakhir. Hingga awal Januari 2025, pengerukan yang dijanjikan belum juga terwujud, salah satunya karena anggaran yang belum menemui kesepakatan.

Asisten II Setda Provinsi Bengkulu, RA Denny, mengungkapkan bahwa meskipun upaya pengerukan bersama berbagai pihak terkait terus dilakukan, pembahasan mengenai alokasi anggaran yang menjadi kendala utama.

“Pengerukan tetap menggunakan sistem Joint Fisher Company (JFC), tetapi anggaran yang dibahas hingga saat ini belum final,” jelasnya.

Rencana pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai melibatkan sejumlah pihak, termasuk Asosiasi Persatuan Batu Bara (APBB) Bengkulu dan PT Pelindo Regional 2 Bengkulu. Namun, terdapat perbedaan besar dalam estimasi anggaran antara pelaku usaha, yang mengusulkan anggaran sebesar Rp 100 miliar, sementara PT Pelindo memperkirakan kebutuhan anggaran mencapai Rp 210 miliar. Akibatnya, perbedaan ini masih dalam pembahasan lebih lanjut untuk menemukan solusi.

Untuk mempercepat realisasi pengerukan, Pemerintah Provinsi Bengkulu akan kembali memfasilitasi rapat pembahasan pada Jumat mendatang.

“Kami akan mengundang semua pihak yang terlibat untuk segera menyelesaikan masalah anggaran dan melanjutkan pengerukan,” tambah RA Denny.

Selain masalah anggaran, penetapan alur Pelabuhan Pulau Baai oleh Kementerian Perhubungan juga menjadi syarat penting untuk pengerukan. Saat ini, Pemprov Bengkulu masih menunggu keputusan dari kementerian terkait mengenai penetapan alur tersebut.

RA Denny menekankan bahwa pengerukan segera dilakukan, mengingat kondisi alur pelabuhan yang semakin buruk. Pendangkalan yang sudah mencapai minus 3 meter LWS dan abrasi yang semakin meluas menjadi ancaman serius. Abrasi yang semula hanya 50 meter kini telah merambah hingga 1,3 kilometer.

“Jika dibiarkan, kondisi ini bisa semakin parah dan berdampak besar pada aktivitas pelabuhan,” tegasnya. (Indah)

Baca Juga :  BPOM Bengkulu Tingkatkan Pengawasan Makanan Menjelang Ramadhan

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest