Bengkulu, investigasi.news – Ribuan mahasiswa dan aktivis yang tergabung dalam Aliansi Bengkulu Melawan turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi terkait keadilan sosial dan ekonomi di Indonesia. Aksi yang berlangsung pada Senin, (24/02/2025) di depan Kantor DPRD Provinsi Bengkulu.
Aksi ini dipimpin oleh Rizki Febian dari Fakultas Hukum Universitas Bengkulu dengan dukungan dari organisasi seperti GMNI, PMII, IMM, HMI, serta himpunan mahasiswa lainnya.
Para demonstran menyoroti sembilan poin tuntutan yang mereka anggap krusial dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat serta mempertahankan demokrasi di Indonesia.
Mereka menyoroti kebijakan pemerintahan Prabowo-Gibran yang dinilai tidak sepenuhnya berpihak kepada rakyat, sehingga memunculkan narasi #IndonesiaGelap di kalangan massa aksi. Berikut adalah sembilan tuntutan yang diajukan:
1. Menuntut pemerintah untuk merevisi Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025.
2. Mendesak pemerintah untuk segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset guna memberantas tindak pidana korupsi.
3. Mendesak pemerintah untuk mengevaluasi kinerja Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
4. Menolak pengesahan RUU TNI/Polri yang dinilai bertentangan dengan prinsip demokrasi.
5. Menuntut pemerintah untuk melakukan evaluasi terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG).
6. Menolak pencabutan status tenaga honorer yang dapat mengancam kesejahteraan tenaga kerja di sektor publik.
7. Menolak Undang-Undang Mineral dan Batu Bara (UU Minerba) yang dinilai merugikan masyarakat dan lingkungan.
8. Mendesak pemerintah untuk mewujudkan reforma agraria sejati serta meninjau kembali Proyek Strategis Nasional (PSN) yang bermasalah.
9. Menolak segala bentuk aktivitas pertambangan dan perkebunan yang menyebabkan deforestasi serta merusak lingkungan hidup.
Aksi yang berlangsung dengan penuh semangat ini sempat memanas ketika massa berhasil masuk ke dalam kompleks Gedung DPRD Provinsi Bengkulu. Mereka merobohkan pagar kawat yang dipasang polisi serta pagar gedung DPRD untuk menyampaikan tuntutan mereka secara langsung. Namun, aparat keamanan dari unsur TNI dan Polri berusaha menghadang mereka agar tidak memasuki ruang rapat paripurna DPRD.
Salah satu peserta aksi dari Universitas Bengkulu, Ryan, menyatakan bahwa demonstrasi ini adalah wujud nyata kepedulian mahasiswa terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.
“Kami hadir di sini untuk menyuarakan aspirasi rakyat. Negara harus berpihak kepada rakyat, bukan kepentingan segelintir elite,” ungkapnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak pemerintah belum memberikan tanggapan resmi terhadap tuntutan yang diajukan oleh Aliansi Bengkulu Melawan. Para demonstran tetap bertahan di lokasi aksi, menunggu respons dari pihak berwenang. (Ann)